JAKARTA- Aceh merupakan Provinsi berada paling ujung sebelah barat di pulau Sumatera, kalau kita berbicara Provinsi yang satu ini, pasti indentik dengan konflik Rakyat Aceh VS RI dan juga indentik dengan peristiwa tsunami.
Bagi masyarakat luar, Aceh selalu bikin penasaran. Tak bisa dipungkiri
jika konflik puluhan tahun, tsunami dan syariat Islam telah membentuk
persepsi berbeda-beda tentang Aceh bagi masyarakat di luar sana.
Setidaknya mereka perlu ‘mencari’ alasan yang kuat mengapa harus datang
ke Aceh.
Aceh dijuluki Kota Serambi Mekkah karena keislaman kota ini memang benar-benar terasa layaknya Kota Mekkah. Salah satunya bisa dilihat dari Qanun (aturan) yang dibuat pemerintah
Aceh tentang aturan berpakaian yang semestinya untuk wanita maupun
pria, aturan menghentikan semua aktivitas ketika waktu shalat tiba,
sampai aturan berboncengan sepeda motor juga dibuat.
Salah satu kuliner khas yang bikin ketagihan selain Mie Aceh yang
sudah tersohor, adalah Gulai Pliek U. Ini merupakan sayur khas Aceh,
rasanya yang agak asam dan pedas, berpadu dengan kuah kental yang
berasal dari bumbu khas Aceh dijamin akan membuat keringat mengucur
deras. Ayam Tangkap. Ayamnya dipotong kecil-kecil dan tersembunyi dibalik daun Teumuru.
Ciri khas masakan khas Aceh adalah berbumbu dan kaya akan rempah yang
menguatkan cita rasanya. Beberapa bumbu misalnya seperti asam sunti
(belimbing wuluh yang dikeringkan) hanya ada di Aceh. Asam sunti juga
sering menjadi oleh-oleh penting bagai masyarakat Aceh yang sudah
berdomisili di luar Aceh saat pulang kampung.
3. Mesjid Sejarah Baiturrahman
Masjid Baiturrahman adalah simbol ke-Islam-an, kultur, arsitektur,
budaya dan semangat masyarakat Aceh. Berbicara Aceh tidak mungkin tidak
berbicara masjid megah ini. Baiturrahman adalah bangunan relegius
kebanggaan warganya. Masjid Baiturrahman dibangun pada masa kesultanan Sulthan Iskandar Muda.
Sekitar tahun 1612 Masehi. Selain menganndung nilai sejarah, masjid ini
juga menjadi saksi ganasnya bencana tsunami yang menimpa Aceh beberapa
tahun silam.
4. Kopi Khas Aceh
Minum kopi sudah menjadi tradisi yang begitu melekat di masyarakat Aceh.
Pagi sebelum berangkat kerja atau melakukan berbagai aktivitas, diawali
dengan ngopi dulu. Sebelum dan setelah kuliah, mahasiswa ngopi dulu.
Pagi siang malam ngopi. Tiada hari tanpa ngopi. Tidak heran di Kota
Banda Aceh hari ini berjamur tempat ngopi yang keren-keren. Warung kopi
di sana tidak lagi berkesan tradisonal seperti dulu. Warung kopi kopi
disulap sedemikan rupa menjadi tempat tempat nongkrong yang nyaman. Saat
kamu traveling ke sana, kamu akan merasakan sensasi ngopi
seperti yang kita ceritakan. Jangan lupa pesan kopi khas Aceh seperti
kopi gayo, kopi ulee kareng dan kopi sanger.
5. Titik Kilometer Nol
|
Kilometer Nol Sabang |
Bagian paling barat dari Indonesia terletak di Aceh, tepatnya di Sabang.
Titik paling barat itu ditandai dengan sebuah tugu yang dikenal dengan
tugu nol kilometer. Datang dan berfoto di tugu nol kilometer tentu bukan
hal yang biasa. Kamu hanya perlu datang ke bagian paling timur
Indonesia, maka kamu dianggap sudah menjelajahi Indonesia dari ujung ke
ujung.
6. Hampir tidak Ada Kriminal
Aceh pantas masuk daftar kota dengan tingkat kriminalitas terendah, terlepas dari persoalan Aceh beberapa tahun yang lalu. Dari pendapat orang-orang yang juga pernah ke Aceh, mereka mengakui
saat jalan-jalan di pusat keramaian di Aceh mereka tidak harus memeluk
tas mereka atau menaruhnya di bagian depan seperti saat berjalan-jalan
dikota lain.
7. Keindahan Alam yang Luar Biasa
Aceh merupakan salah satu provinsi di indonesia yang masih menjaga kelestarian alamnya. pantai Lampuuk di Lhoknga yang pasir putihnya sangat bersih. Lalu
di Pulau Weh, Sabang ada pantai Iboih yang airnya begitu jernih bahkan
hingga terlihat jelas karangnya, dan membuat yang main di sana rasanya
ingin berlama lama. Sebagai seorang pencinta pantai -meskipun saya tidak bisa berenang,
Pantai di Aceh itu seperti jarang tersentuh, meskipun selalu ramai
pengunjung.
8.Segudang Wisata Sejarah
Ada Masjid Raya Baiturrahman, saksi bisu bencana tsunami kala itu,
meskipun diterjang tsunami tapi ajaibnya masjid tersebut tetap berdiri
kokoh. Ada pula Museum Tsunami Aceh yang menyimpan semua seluk beluk bencana
tersebut. Serta sebuah kapal yang terseret ke darat dan berada tepat diatas
rumah warga. Saat berkunjung kesana saya berkenalan dengan seorang
wisatawan asing. Wisatawan tersebut membuat saya terhenyak, dia yang
berasal dari negara yang budayanya banyak diadopsi anak-anak muda
Indonesia, ternyata sangat mengagumi sejarah Aceh.
9. Tukang Pangkas
Beda dengan layanan yang ada di tempat lain, pelayanan yang
ditawarkan oleh si Tukang Pangkas selain potong rambut, Tukang Pangkas
juga menawarkan layanan untuk merapikan jenggot, kumis dan brewok. Serta
kalau bulu hidungnya sudah panjang menjulur keluar, layanan untuk
merapikan ini juga bakal kita dapetin tanpa tambahan ongkos.
Layanan yang paling enak dan bisa membuat kita kembali segar setelah
duduk lama dengan posisi kepala enggak boleh terlalu bergerak biar
hasilnya gak semraut, terakhir kita mendapatkan pelayanan pijat. Pijat yang dilakukan semacam pijat refleksi yang bisa bikin kita kembali
bugar. Pijatannya mulai dari kepala, bahu dan dan sedikit punggung.
Bisa kebayang kan, gimana enaknya dipijit setelah duduk diam.
10. Hampir Tidak Ada Kemacetan
Saat berkejaran dengan jadwal mata kuliah dan absen di kantor sebelum jam 8 pagi, dan
ingin sampai dirumah tepat waktu namun semua berantakan hanya karena
MACET, tentu bukan hal yang menyenangkan bukan
Hal itu tidak akan kamu dapatkan saat di Aceh. Meskipun Aceh bukan
kota dengan penduduk yang sedikit, tapi sejauh ini lalu lintas di Aceh
masih bisa dibilang lancar ke manapun hendak pergi.
Belum ada tanggapan untuk "Beberapa Alasan Kamu Harus ke Aceh"
Posting Komentar