ACEH UTARA- Sawang merupakan salah satu kecamatan
pedalaman yang ada di Kabupaten Aceh utara, provinsi paling ujung pulau sumatera.
Kecamatan yang satu ini selain dikenal dengan batu koral, batu cincin
dan Bendungan Krueng Sawang juga terkenal dengan
boh drien (buah durian) yang rasanya paling yahud.
|
Herman, pedagang durian musiman |
Buah durian Sawang dengan aromanya saja sudah menggugah selera sehingga buah berduri ini salah satu yang paling diminati masyarakat Aceh. Meskipun buah dengan bahasa latin
Durio zibethinus harganya cukup membuat kantong robek, perbuahnya dihargai Rp10.000-Rp.50.000 tergantung besar ukurannya.
"That mangat bit boh drien inoe di Sawang, beda ju ngoen boh drien daerah lain (Beda sekali buah durian di Sawang ini, sangat beda dengan buah durian di daerah lain)," kata Rohmat, salah satu pengunjung yang hendak mencari durian darian asal Pidie Jaya.
Asal-usul Buah Boh Drien (Durian)
Durian merupakan salah satu tanaman asli Asia Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Buah durian dalam bahasa Aceh disebut boh drien adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari
wilayah Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan.
Nama
ini diambil dari ciri khas kulitnya yang keras dan berlekuk-lekuk
tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah "raja dari
segala buah"(king of fruit). Buah ini termasuk buah yang kontroversial meskipun banyak orang yang menyukainya, namun sebagian yang lain malah muak dengan aromanya.
Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama durian bukanlah spesies
tunggal tetapi sekelompok tumbuhan dari marga Durio. Namun demikian,
yang dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa) biasanya adalah
Durio zibethinus.
Jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan
kadangkala ditemukan di pasar tempatan di Asia Tenggara di antaranya
adalah lai (D. kutejensis), kerantungan (D. oxleyanus), durian kura-kura
atau kekura (D. graveolens), serta lahung (D. dulcis). Untuk
selanjutnya, uraian di bawah ini mengacu kepada D. zibethinus
|
Buah Durian di Kebun Warga Gampong Sawang |
Terdapat banyak nama lokal dari buah durian di daerah. Nama
terbanyak ditemukan di Kalimantan, yang mengacu pada berbagai varietas
dan spesies yang berbeda.
Durian di Aceh dikenal Boh Drin, di Jawa dikenal sebagai duren (bahasa
Jawa, bahasa Betawi) dan kadu (bahasa Sunda). Di Sumatera dikenal
sebagai durian dan duren (bahasa Gayo).
Di Sulawesi, orang Manado
menyebutnya duriang, sementara orang Toraja duliang. Di Kota Ambon dan
kepulauan Lease biasa disebut sebagai Doriang. Di Pulau Seram bagian
timur disebut rulen.
|
Belah Duren |
Bagi penggemar durian, agar tidak menimbulkan hal-hal tak
menyenangkan dengan orang yang tak menyukai bau durian, dipercaya ada
sebuah cara yang mudah untuk menghilangkan bau durian di jari-jari
tangan dan mulut.
Jari tangan dibersihkan dengan mengaduk-aduk air di
dalam pangsa durian (yakni ceruk kulit buah bagian dalam, bekas tempat
daging dan biji durian menempel) dan air adukan tersebut tidak dibuang,
tetapi digunakan untuk berkumur, hal itu dinilai efektif.
Tips memilih buah durian yang sudah matang dan manis
Buah durian memang baunya dengan sangat khas, begitu menyengat. Ada lovers-nya
namun ada juga haters-nya alias ada yang tergila-gila saking sukanya dan
ada juga yang anti sama sekali tidak doyan makan buah durian.
|
Pembeli durian di Gampong Sawang |
Ada beberapa cara memilih durian yang matang, manis dan bagus
1. Perhatikan aromanya
2. Lihat tangkainya
3. cek bunyinya
4. pilih yang ringan
5. durinya jarang-jarang
Walaupun rasanya membuat lidah bergoyang tidak afdhol rasanya sebelum datang ke kecamatan sawang menikmati langsung di bawah pohonnya dengan menikmati pemandangan alam yang masih alami dibarengi dengan cuaca yang sejuk dan sehat.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Durian Sawang Bikin Lidah Bergoyang"
Posting Komentar